Fisika SMK XI Semester I
SUHU DAN KALOR
Pengertian Sifat Termal
Zat.
Sifat termal
zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat
tersebut akan mengalami :
-
Perubahan suhu / temperatur / derajat panas.
-
Perubahan panjang ataupun perubahan volume zat tersebut.
-
Perubahan wujud.
Pengukuran Suhu /
Temperatur.
Alat untuk
mengukur suhu suatu zat disebut TERMOMETER.
Secara umum
ada 3 jenis termometer, yaitu :
- Termometer celcius, mempunyai titik beku air 00
titik didih air 1000
- Termometer reamur, mempunyai titik beku air 00
titik didih air 800
- Termometer Fahrenheit, mempunyai titik beku air 320
titik didih air 2120
Dengan demikian dari ketiganya dapat digambarkan skala untuk air sbb :
Titik didih 100 80 212 373
C R F K
Titik beku 0 0 32 273
Jadi 100 bagian C = 80 bagian R =
180 bagian F
0C & 0R
dimulai pada angka nol dan 0F
dimulai pada angka 32
Maka C : R : (F-32) = 100 : 80 : 180
|
|
|
|
Selain 3 jenis termometer di
atas, derajat panas sering dinyatakan dengan derajat mutlak atau derajat KELVIN
( 0K )
|
tC
= suhu dalam 0C
Macam
– macam termometer.
a.
Termometer alkohol.
Karena
air raksa membeku pada – 400 C dan mendidih pada 3600,
maka termometer air raksa hanya dapat dipakai untuk mengukur suhu-suhu diantara
interval tersebut. Untuk suhu-suhu yang lebih rendah dapat dipakai alkohol
(Titik beku – 1300 C) dan pentana (Titik beku – 2000 C)
sebagai zat cairnya.
b.
Termoelemen.
Alat
ini bekerja atas dasar timbulnya gaya
gerak listrik (g.g.l) dari dua buah sambungan logam bila sambungan tersebut
berubah suhunya.
c.
Pirometer Optik.
Alat
ini dapat dipakai untuk mengukur temperatur yang sangat tinggi.
d.
Termometer maksimum-minimum Six Bellani.
Adalah
termometer yang dipakai untuk menentukan suhu yang tertinggi atau terendah
dalam suatu waktu tertentu.
e.
Termostat.
Alat
ini dipakai untuk mendapatkan suhu yang tetap dalam suatu ruangan.
f.
Termometer diferensial.
Dipakai
untuk menentukan selisih suhu antara dua tempat yang berdekatan.
Pemuaian
Zat.
Pemuaian
panjang.
|
a =
Koefisien muai panjang = koefisien muai linier
didefinisikan
sebagai : Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang
tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C.
Jadi
besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis
zatnya.
Jika
suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo.
Koefisien
muai panjang = a, kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1
0C maka :
DL =
Lo . a
. (t1 – t0)
Panjang batang pada suhu t1 0C
adalah :
Lt = Lo + DL
= Lo
+ Lo . a
. (t1 – t0)
= Lo (1 + a Dt)
Satuan
:
|
Keterangan
:
|
|||||
MKS
|
CGS
|
Lt
|
=
|
Panjang benda
setelah dipanaskan t 0C
|
||
Lo
& Lt
|
m
|
cm
|
Lo
|
=
|
Panjang
mula-mula.
|
|
Dt
|
0C
|
0C
|
a
|
=
|
Koefisien
muai panjang
|
|
a
|
0C
- 1
|
0C
- 1
|
Dt
|
=
|
Selisih
antara suhu akhir dan suhu mula-mula.
|
Pemuaian
Luas.
Bila suatu
lempengan logam (luas Ao) pada t00, dipanaskan sampai t10,
luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :
|
|||
|
dan
|
b
adalah Koefisien muai luas (b = 2 a)
Bilangan yang menunjukkan berapa
cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau
m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.
Satuan
:
|
Keterangan
:
|
|||||
MKS
|
CGS
|
At
|
=
|
Luas benda
setelah dipanaskan t 0C
|
||
Ao
& At
|
m2
|
cm2
|
Ao
|
=
|
Luas
mula-mula.
|
|
Dt
|
0C
|
0C
|
b
|
=
|
Koefisien
muai Luas
|
|
b
|
0C
- 1
|
0C
- 1
|
Dt
|
=
|
Selisih
antara suhu akhir dan suhu mula-mula.
|
Pemuaian Volume
|
|
|
dan
g adalah
Koefisien muai Volume (g = 3 a)
Bilangan yang
menunjukkan berapa cm3 atau m3 bertambahnya volume
tiap-tiap 1 cm3 atau 1 m3 suatu benda jika suhunya
dinaikkan 1 0C.
Satuan
:
|
Keterangan
:
|
|||||
MKS
|
CGS
|
Vt
|
=
|
Volume benda
setelah dipanaskan t 0C
|
||
Vo
& Vt
|
m3
|
cm3
|
Vo
|
=
|
Volume
mula-mula.
|
|
Dt
|
0C
|
0C
|
g
|
=
|
Koefisien
muai ruang
|
|
g
|
0C
- 1
|
0C
- 1
|
Dt
|
=
|
Selisih
antara suhu akhir dan suhu mula-mula.
|
Namun tidak semua benda menurut hukum pemuaian ini, misalnya air.
Didalam interval 00- 40 C air akan berkurang
volumenya bila dipanaskan, tetapi setelah mencapai 40 C volume air akan bertambah
(Seperti pada benda-benda lainnya). Hal tersebut diatas disebut ANOMALI AIR.
Jadi pada 40 C air mempunyai volume terkecil, dan karena
massa benda selalu tetap jika dipanaskan maka pada 40 C tersebut air
mempunyai massa jenis terbesar.
Massa Jenis.
Misalkan
:
Ø
Vo dan ro
berturut-turut adalah volume dan massa
jenis benda sebelum dipanaskan.
Ø
Vt dan rt
berturut-turut adalah volume dan massa
jenis benda setelah dipanaskan.
Ø
m adalah massa
banda.
|
rt
= rt
=
Pemuaian
Gas.
Kita
tinjau sejumlah gas bermassa m, bertekanan P, bertemperatur T dan berada dalam
ruang tertutup yang bervolume V.
Dari
percobaan-percobaan gas tersebut dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Untuk sejumlah gas bermassa tertentu, pada tekanan
tetap, ternyata volumenya sebanding dengan temperatur mutlaknya atau
dikenal dengan HUKUM GAY LUSSAC dan proses ini disebut dengan proses
ISOBARIK.
|
|
Atau
|
Jadi pada TEKANAN TETAP berlaku :
b.
Untuk sejumlah gas bermassa tertentu, pada temperatur
konstan, ternyata tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya
atau dikenal dengan HUKUM BOYLE dan proses ini disebut dengan proses
ISOTERMIS.
|
|
|
Jadi pada TEMPERATUR TETAP
berlaku :
c.
Selain itu gas dapat diekspansikan pada volume tetap
dan prosesnya disebut dengan proses ISOKHORIS atau dikatakan tekanan
gas sebanding dengan temperatur mutlaknya.
|
|
Atau
|
Jadi pada VOLUME TETAP berlaku :
Kesimpulan : Dari kenyataan-kenyataan di atas maka untuk gas bermassa
tertentu dapat dituliskan dalam bentuk
|
|
Atau
Dan
persamaan di atas disebut :
|
Kalor
(Energi Panas)
Kalor dikenal sebagai bentuk energi
yaitu energi panas dengan notasi Q
Satuan
Kalor :
Satuan kalor adalah kalori (kal) atau kilo kalori (k kal)
1
kalori/kilo kalori adalah : jumlah kalor yang diterima/dilepaskan oleh 1 gram/1
kg air untuk menaikkan/menurunkan suhunya 10 C.
Kesetaraan
antara satuan kalor dan satuan energi.
Kesetaraan satuan kalor dan energi
mekanik ini ditentukan oleh PERCOBAAN JOULE.
|
|
atau
Harga
perbandingan di atas disebut TARA KALOR MEKANIK.
Kapasitas
kalor atau Harga air / Nilai air (H)
Kapasitas
kalor suatu zat ialah banyaknya kalor yang diserap/dilepaskan untuk
menaikkan/menurunkan suhu 10 C
Jika
kapasitas kalor/Nilai air = H maka untuk menaikkan/menurunkan suhu suatu zat
sebesar Dt diperlukan kalor
sebesar :
|
Q dalam satuan k kal atau kal
H dalam satuan k kal / 0C atau kal
/ 0C
Dt dalam satuan 0C
Kalor Jenis
(c)
Kalor
jenis suatu zat ialah : banyaknya kalor yang diterima/dilepas untuk
menaikkan/menurunkan suhu 1 satuan massa
zat sebesar 10 C.
Jika
kalor jenis suatu zat = c, maka untuk menaikkan/menurunkan suatu zat bermassa
m, sebesar Dt 0C, kalor yang
diperlukan/dilepaskan sebesar :
|
Q dalam satuan k kal atau kal
m dalam satuan kg atau g
c dalam satuan k kal/kg 0C atau
kal/g 0C
Dt
dalam satuan 0C
Dari
persamaan di atas dapat ditarik suatu hubungan :
H . Dt = m . c . Dt
|
Perubahan
wujud.
Semua zat yang ada di bumi ini terdiri dari 3 tingkat
wujud yaitu :
-
tingkat wujud padat
-
tingkat wujud cair
-
tingkat wujud gas
Kalor
Laten (L)
Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk
merubah satu satuan massa
zat dari suatu tingkat wujud ke tingkat wujud yang lain pada suhu dan tekanan
yang tetap.
Jika
kalor laten = L, maka untuk merubah suatu zat bermassa m seluruhnya ke tingkat
wujud yang lain diperlukan kalor sebesar :
|
Q dalam kalori atau k kal
m dalam gram atau kg
L dalam kal/g atau k kal/kg
-
Kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan tingkat
wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
-
Kalor beku ialah kalor laten pada perubahan tingkat
wujud cair menjadi padat pada titik bekunya.
-
Kalor didih (kalor uap) ialah kalor laten pada
perubahan tingkat wujud cair menjadi tingkat wujud uap pada titik didihnya.
Dibawah ini
akan digambarkan dan diuraikan perubahan wujud air (H2O) dari fase
padat, cair dan gas yang pada prinsipnya proses ini juga dijumpai pada
lain-lain zat.
Gambar
perubahan wujud air.
suhu
100o C
0o C
waktu
I.
|
II.
Tepat pada suhu 00 C, es mulai ada yang
mencair dan dengan pemberian kalor suhunya tidak akan berubah (b-c). Proses
pada b-c disebut proses MELEBUR (perubahan fase dari padat menjadi cair).
Panas yang
diperlukan untuk proses ini adalah :
|
III. Setelah
semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik lagi (c-d)
Proses untuk
merubah suhu pada fase ini membutuhkan panas sebesar :
|
Pada proses c-d waktu
yang diperlukan lebih lama daripada proses a-b, karena kalor jenis air (cair)
lebih besar daripada kalor jenis es (ces).
IV.
Setelah suhu air mencapai 1000 C, sebagian
air akan berubah menjadi uap air dan dengan pemberian kalor suhunya tidak
berubah (d-e). Proses d-e adalah proses MENDIDIH (Perubahan fase cair ke uap).
Panas
yang dibutuhkan untuk proses tersebut adalah :
|
Kd = Kalor didih air.
Suhu 1000
C disebut TITIK DIDIH AIR.
V.
Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat
ditingkatkan lagi dengan pemberian panas (e-f) dan besarnya yang dibutuhkan :
|
Proses dari a s/d f sebenarnya dapat dibalik dari f ke a, hanya saja pada proses dari f ke a
benda harus mengeluarkan panasnya.
Ø
Proses e-d disebut proses MENGEMBUN (Perubahan
fase uap ke cair)
Ø
Proses c-b disebut MEMBEKU (Perubahan fase dari
cair ke padat).
Besarnya
kalor lebur = kalor beku
Pada keadaan tertentu (suhu dan
tekanan yang cocok) sesuatu zat dapat langsung berubah fase dari padat ke gas
tanpa melewati fase cair. Proses ini disebut sebagai SUBLIMASI.
Contoh pada kapur barus, es kering, dll. Pada proses
perubahan fase-fase di atas dapat disimpulkan bahwa selama proses, suhu zat
tidak berubah karena panas yang diterima/dilepas selama proses berlangsung
dipergunakan seluruhnya untuk merubah wujudnya.
Hukum Kekekalan Energi Panas
(Kalor)
Jika 2 macam zat pada tekanan
yang sama, suhunya berbeda jika dicampur maka : zat yang bersuhu tinggi akan
melepaskan kalor, sedangkan zat yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor.
Jadi
berlaku : Kalor yang diserap = kalor yang dilepaskan
Pernyataan di atas disebut “Asas
Black” yang biasanya digunakan dalam kalorimeter, yaitu alat pengukur kalor
jenis zat.
Rambatan Kalor.
Panas dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain :
a.
Secara konduksi (Hantaran)
b.
Secara konveksi (Aliran)
c.
Secara Radiasi (Pancaran)
a.
KONDUKSI.
|
k adalah koefisien konduksi
panas dari bahan dan besarnya tergantung dari macam bahan.
Bila k makin besar, benda
adalah konduktor panas yang baik.
Bila k makin kecil, benda
adalah isolator panas.
|
b. KONVEKSI.
Pada
peristiwa ini partikel-partikel zat yang memindahkan panas ikut bergerak. Kalor
yang merambat per satuan waktu adalah :
|
h
= koefisien konveksi
misalkan
pada zat cair dan gas.
c. RADIASI.
Adalah
pemindahan panas melalui radiasi energi gelombang elektromagnetik. Energi panas
tersebut dipancarkan dengan kecepatan yang sama dengan gelombang-gelombang
elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 108 m/det)
Banyaknya
panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman adalah :
W
|
=
|
Intensitas radiasi yang dipancarkan per satuan
luas, dinyatakan dalam : J/m2.det atau watt/m2
|
e
|
=
|
Emisivitas (Daya pancaran) permukaan
|
t
|
=
|
Konstanta umum = 5,672 x 10 –8
|
T
|
=
|
Suhu mutlak benda
|
|
Besarnya harga e tergantung pada
macam permukaan benda 0 £
e £ 1
-
|
-
Sebagai pemancar panas ideal.
-
Sebagai penyerap panas yang baik.
-
Sebagai pemantul panas yang jelek.
|
-
Terdapat pada permukaan yang lebih halus.
-
Sebagai pemancar panas yang jelek.
-
Sebagai penyerap panas yang jelek.
-
Sebagai pemantul yang baik.
Botol thermos dibuat dengan dinding rangkap dua dan
diantaranya terdapat ruang hampa serta dinding-dindingnya dilapisi dengan
perak, maksudnya adalah :
-
Karena adanya ruang hampa tersebut, praktis
pemindahan panas lewat konduksi dan konveksi tidak terjadi.
-
Lapisan mengkilap dari perak dimaksudkan untuk
memperkecil terjadinya pemindahan panas secara radiasi. (Permukaan mengkilap
e = 0)
|
SOAL-SOAL
LATIHAN SUHU DAN KALOR.
1.
Pada temperatur berapakah :
a. Jumlah
skala F dan skala C = 740
b.
Selisih skala F dan skala C = 240
c.
Skala F dan skala C menunjukkan angka sama
d.
Skala C = 1/3 skala F
2.
|
Es
melebur
|
Air
mendidih.
|
Termometer skala X
|
400
|
1600
|
Termometer skala Y
|
200
|
1800
|
a. Maka
200 X = ………….0Y
b. tX
+ tY = 840, maka tC
= ………
3.
|
Es
melebur
|
Air
mendidih.
|
Termometer skala X
|
-400
|
1100
|
Termometer skala Y
|
-500
|
1500
|
Pada
temperatur berapa tX = tY
4. Jika
hubungan antara termometer skala X dan skala Y adalah linier, maka : ……
a. 200 X = 360 Y
-100
X = 120 Y
jadi 560
Y = ………..0 X
b.
400 X
= 1000 Y
-320
X = -100 Y
jadi 450
Y = ………..0 X
5.
Berapakah perubahan panjang kawat besi yang dipanaskan
dari 00 sampai 400 jika pada 00 panjangnya
12,75 m (a besi =
12 x 10 –6 / 0C)
6. Berapa
panjang kawat tembaga pada 800 C jika pada 200 C
panjangnya 71,28 m (a tembaga = 17 x 10 –6
/ 0C)
7. Kawat
besi dan seng pada 100 C panjangnya 158,21 cm.
Berapa selisih panjang
keduanya pada 1000 C jika muai panjang besi dan seng masing-masing
12 x 10 –6 / 0C dan 29 x 10 –6 / 0C.
8.
Pada 150 C panjang penggaris besi tepat 1 m
sedang panjang penggaris tembaga 0,036 cm lebih panjang. Jika muai panjang besi
dan tembaga masing-masing 1,2 x 10 –5 / 0C dan 1,92 x 10 –6
/ 0C. Berapa selisih panjang pada 00 C.
9.
Kawat besi dan kawat seng pada 900
panjangnya sama.
Berapa panjang kawat besi pada
100 jika pada 500 panjang kawat seng adalah 132,87 cm
(muai panjang lihat soal no. 7)
10. Panjang
kawat logam 191,7 cm pada 00 C dan bertambah panjang 0,23 cm jika
dipanaskan sampai 1000 C. Benda logam tersebut volumenya 387,189 cm3
pada 200 C, volumenya pada 700 C akan bertambah ………
11. Volume
logam pada 200 C adalah 281,328 cm3 dan menjadi 281,834
cm3 pada 700 C. Berapa panjang kawat logam pada 900
C jika pada 100 C panjangnya 83,72 cm ?
12. Balok
logam volumenya 429,725 cm3 pada 200 C dan bertambah
1,096 cm3 jika dipanaskan sampai 800 C. Berapa panjang
kawat logam pada 1000 C, jika pada 00 C panjangnya 188,23
cm.
13. Balok
logam panjang 2,5 m dan penampang 20 cm2, massanya 40,048 kg pada 00
C, massa jenis logam 8 g/cm3 pada 200 C. Berapa
pertambahan panjang jika batang dipanaskan dari 00 C sampai 1000
C.
14. Bejana
dari gelas penuh berisi air raksa sebanyak 124,7 cm3 pada 00
C. Berapa air raksa tumpah jika bejana beserta isinya dipanaskan sampai 43,80
C. Muai ruang dan muai panjang dari air raksa dan gelas masing-masing adalah
0,000181 / 0C dan 8 x 10 –6 / 0C. Massa jenis air raksa
13,6 g/cm3 pada ssat itu.
15. Tangki
besi pada 00 C volumenya 21,35 m3. Berapa m3
minyak pada 100 C dalam tangki jika pada 400 C tangki
penuh dengan minyak ? Muai panjang besi 1,2 x 10 –6 / 0C
dan muai ruang minyak 0,001 / 0C.
16. Bola gelas
pada 00 C volumenya 214,97 cm3, massanya 28,17 gram. Pada
800 C, bola tersebut berisi x gram raksa dan jika dimasukkan ke
dalam air ternyata ½ volume bola dalam air dan ½ volume yang lain di atas
permukaan air. Berapa x ? Muai panjang gelas 8 x 10 –6 / 0C.
17. Ban dari
besi hendak dipasang pada roda kayu yang diameternya 100 cm. Diameter ban besi
5 mm kurang dari diameter roda. Berapa temperatur harus dinaikkan agar ban besi
tepat masuk pada roda ?
(a
besi = 12 x 10 –6 / 0C)
18. Pada
temperatur 500 C dan 4500 C, dua penggaris dari besi dan
tembaga, mempunyai beda panjang sama yaitu 2 cm.
Muai panjang besi = 12 x 10 –6
/ 0C dan muai panjang tembaga 17 x 10 –6 / 0C.
Berapa panjang masing-masing penggaris pada 00 ?
19. Silinder
gelas pada 00 C berisi 100 gram air raksa sedang pada 200
C berisi penuh 99,7 gram air raksa. Jika koefisien muai ruang air raksa 18 x 10
–5 / 0C, berapa koefisien muai panjang gelas ?
20. 200
gram air dari 100 C dicampur dengan 100 gram air dari t0
C menghasilkan campuran dengan temperatur akhir 300 C, hitung t.
21. Dicampurkan
50 gram air dari 200 C dengan 400 gram air raksa dari 650
C. Jika kalor jenis air raksa 0,03 kal/g 0C, Hitung temperatur
akhir.
22. Berapa
kapasitas kalor dari :
a. 200
cm3 air.
b. 400
gram besi (c = 0,11 kal/g 0C)
c. 60
cm3 seng (c = 0,09 kal/g 0C , rapat massa = 7 g/cm3)
d. Bejana
kuningan massa
200 gram berisi 250 cm3 air. (c = 0,094 kal/g 0C)
e. Bejana
gelas massanya 40 gram berisi 8 cm3 alkohol.
(cgelas = 0,20 kal/g
0C, calkohol = 0,6 kal/g 0C, rapat massa alkohol = 0,8 g/cm3)
23. Dalam
bejana besi massanya 200 gram dari 120 C ditambahkan 165 gram air
dari 800 C. Berapa temperatur akhir jika kalor jenis besi 0,11 kal/g
0C.
24. Dalam
kalorimeter dengan kapasitas kalor 12 kal/ 0C terdapat 114 gram air
dari 120 C. Ke dalam kalorimeter ditambahkan 50 gram air dari 990
C. Berapa temperatur akhir ?
25. Dalam
kalorimeter terdapat 230 gram air dari 15,20 C. Kedalamnya
ditambahkan 360 gram air dari 69,40 C. Jika temperatur akhir 47,10
C, berapakah kapasitas kalor kalorimeter ?
26. Dalam
kalorimeter yang temperaturnya 120 C ditambahkan 400 cm3
minyak terpentin yang temperaturnya 500 C. Jika temperatur akhir 450
C, berapa kapasitas kalor kalorimeter ? (cterpentin = 0,42 kal/g 0C
; rapat massa
terpentin = 0,85 gram/cm3)
27. Ke
dalam kalorimeter dengan kapasitas kalor 12 kal/ 0C ditambahkan 114
gram air dari 120 C. Kemudian ditambahkan 50 gram logam dari 990
C dan ternyata temperatur akhir 150 C. Berapa kalor jenis logam ?
28. Dalam
kalorimeter dengan kapasitas kalor 21 kal/g 0C terdapat 506 gram air
dari 16,810 C. Ke dalam kalorimeter ditambahkan 83,6 gram logam dari
1000 C. Jika temperatur akhir 18,030 C, berapa kalor
jenis logam ?
29. Untuk
menentukan kalor jenis suatu logam dilakukan percobaan berikut :
Pertama : dalam kalorimeter
terdapat 630 gram air dari 110 C, kemudian ditambahkan 500 gram
logam dari 980 C, ternyata temperatur akhir 170 C.
Kedua : Dalam kalorimeter
terdapat 342 gram air dari 100 C kemudian ditambahkan 400 gram logam
dari 930 C, ternyata temperatur akhir 180 C. Dari kedua
percobaan tersebut, tentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis logam.
30. Dalam
bejana tembaga massanya 150 gram terdapat 50 gram air dari 100 C. Ke
dalam bejana ditambahkan 72,2 gram air dari 750 C dan 63,7 gram air
dari 470 C. Berapa temperatur akhir jika selama proses terdapat
kalor sebanyak 104 kal dianggap hilang ? kalor jenis tembaga 0,094 kal/g 0C.
31. Ke
dalam kalorimeter tembaga (massa 138,9 gram) yang berisi air 440,3 gram dari 13,70
C ditambahkan 12,37 gram besi dari t0 C. Jika temperatur akhir 17,80
C berapa t ? (kalor jenis tembaga 0,094
kal/g 0C)
32. Dalam
kalorimeter tembaga (massa 281,3 gram) terdapat 573,5 gram air dari 15,80
C. Kemudian ditambahkan tabung gelas massa 19,8 gram berisi cairan 33,9 gram
dari 47,70 C jika temperatur akhir 18,90 C, berapa kalor
jenis cairan ? (ctembaga = 0,094 kal/g 0C ; cgelas
= 0,2 kal/g 0C)
33. Ke
dalam kalorimeter tembaga massanya 500 gram dengan temperatur 100 C
ditambahkan 150 gram air dari 700 C. Kemudian ditambahkan tabung
gelas (massa 60 gram) berisi 90 cm3 alkohol dari 400 C.
Jika selama proses dianggap terdapat kalor yang hilang sebanyak 324 kal dan
temperatur akhir 510 C, berapa kalor jenis alkohol ? ctembaga = 0,094 kal/g 0C ; cgelas
= 0,2 kal/g 0C dan rapat massa
alkohol 0,8 g/cm3.
34. Berapa
kalor diperlukan untuk mengubah 20 gram es dari –80 C menjadi air
dari 400 C. Kalor lebur es 80 kal/gram. Kalor jenis es 0,5 kal/g 0C.
35. Ke
dalam kalorimeter besi (massa 240 gram) berisi 420 cm3 minyak
terpentin dari 180 C, ditambahkan 80 gram belerang cair dari 1500
C. Jika temperatur akhir 330 C, berapa kalor lebur belerang ?
cbesi = 0,11 kal/g 0C ; cterpentin
= 0,42 kal/g 0C ; cbelerang cair = 0,24 kal/g 0C ; cbelerang
padat = 0,18 kal/gr 0C
; titik lebur belerang 1140
C ;
rapat massa terpentin = 0,85 g/cm3
36. Dalam
bejana tembaga (massa 300 gram) terdapat 350 gram air dari 120 C. Ke
dalam bejana ditambahkan 50 gram belerang dari 1400 C. Berapa
temperatur akhir ? Data lain lihat soal no. 36 dan kalor jenis tembaga 0,094
kal/g 0C.
37. Dalam
kalorimeter dengan kapasitas kalor 20 kal/ 0C terdapat 80 gram
parafin cair dari 600 C. Kemudian ditambahkan 120 gram besi dari 100
C. Apakah yang terjadi setelah dicapai kesetimbangan ? cbesi = 0,11 kal/g 0C ; cparafin
cair/padat = 0,6 kal/g 0C, titik lebur parafin 540
C ;
kalor lebur parafin 35 kal/gram.
38. Dalam
kalorimeter dengan kapasitas kalor 18,8 kal/ 0C terdapat 400 gram
air dari 120 C. Apakah yang terjadi setelah dicapai keseimbangan,
bila ke dalam kalorimeter ditambahkan :
a.
20 gram parafin dari 1000 C
b.
500 gram parafin dari 1000 C
(data lain lihat no. 38)
39. Dalam
kalorimeter terdapat air dari 23,20 C, massa air dan kalorimeter 440 gram. Ke dalam
kalorimeter ditambahkan es dari 00 C, ternyata temperatur akhir 160
C dan massa kalorimeter beserta isinya menjadi 470 gram.
Kemudian ditambahkan air dari
690 C dan dicapai kesetimbangan pada temperatur 260 C
sedang massa kalorimeter beserta isinya menjadi 570 gram. Jika kalor jenis es
0,8 kal/g 0C. Berapa kalor lebur es.
40. Permukaan
dinding bagian terluar temperaturnya – 200 C dan bagian dalam 200
C. Tebal dinding 40 cm. Hitung koefisien konduksi termal bahan dinding jika
telah dikonduksikan kalor sebanyak 110 k kal lewat penampang 1 m2
tiap jam.
41. Batang
besi panjangnya 14 cm dengan penampang 2 cm2. Ujung yang satu
temperaturnya 1000 C sedang yang lain terdapat dalam es yang sedang
melebur. Berapa laju kalor dalam batang dan berapa gram es melebur selama 40
menit , jika koefisien konduksi temalnya 1,4 kal/cm oC dt
42. Panjang
batang tembaga 50 cm dengan penampang 10 cm2. Temperatur kedua ujung
berbeda 150 C. Berapa banyak kalor lewat batang tiap detiknya ?
Komentar